Yogyakarta, MAJALAH SELANGKAH -- Microsoft akan menghentikan dukungan extended support terhadap Windows XP pada 8 April 2014, 12 tahun sejak sistem operasi tua itu pertama kali diluncurkan pada 2001 silam. Dengan dihentikannya dukungan tersebut, Windows XP tak akan menerima update keamanan lagi dari Microsoft. Keamanan komputer-komputer yang menggunakan sistem operasi itu pun akan menjadi rentan.
Mulanya, Microsoft berencana mengakhiri dukungan terhadap Windows XP pada April 2009 lalu. Namun, karena adopsi Windows XP di dunia masih sangat tinggi, Microsoft pun memperpanjang dukungan secara global, meskipun hanya mendapat dukungan terbatas.
Peretas Menanti Kematian Windows XP
Dikutip tekno.kompas.com dari laman computerwold, menurut pakar keamanan Jason Fossen dari SANS Institute, para hacker sedang menimbun informasi celah-celah keamanan Windows XP untuk "dilepaskan" menyerang OS itu ketika tidak dilindungi lagi oleh Microsoft.
Pengguna dari kalangan konsumen maupun korporat yang masih mengandalkan Windows XP pun rentan menjadi korban pembobolan sistem. Apalagi, menurut perkiraan Computer World, sistem operasi populer tersebut bakalan masih dipakai oleh 33-34 persen komputer di seluruh dunia pada saat dukungan keamanannya dicabut oleh Microsoft tahun depan.
Setelah 8 April 2014, pengguna Windows XP punya dua pilihan untuk tetap aman: meng-upgrade ke sistem operasi yang lebih baru atau membayar sejumlah besar uang ke Microsoft untuk terus memberi update Windows XP secara eksklusif. Pilihan yang kedua ini tentu hanya mungkin diambil oleh kalangan korporat.
Di sisi lain, rupanya terdapat permintaan yang cukup tinggi atas "amunisi" untuk menyerang Windows XP di tanggal kematiannya kelak. "Harga rata-rata untuk sebuah eksploit Windows XP di pasar gelap mencapai 50.000-150.000 dollar AS (sekitar Rp 520 juta-Rp1,5 miliar)," ujar Fossen
Pengguna Dihimbau Upgrade ke Sistem Operasi Windows yang Lebih Baru
Produk Microsoft memang memiliki dua "siklus hidup". Pertama adalah mainstream support yang dalam hal ini produk bersangkutan akan memperbarui sektor sekuriti, stabilitas, patch, dan fitur baru secara gratis.
Siklus kedua adalah extended support yang dalam hal ini Microsoft hanya akan memperbarui sektor sekuriti untuk menambal celah keamanan, sementara pembaruan jenis lainnya tersedia secara berbayar.
Nah, begitu extended support untuk Windows XP berakhir, pengguna akan kehilangan semua pembaruan vital di sektor untuk menjaga keamanan sistem. Akibatnya, mereka semakin berisiko terkena serangan malware, virus, atau hacker.
Hingga Kini Microsoft XP Masih Laris di Indonesia
Business Group Lead Windows Microsoft Indonesia, Lucky Gani, mengatakan, Selasa (13/5/2013), pangsa pasar Windows XP di Indonesia masih jadi yang terbesar.
Menurut data lembaga riset StatCounter, hingga Maret 2013, 42,65 persen komputer di Indonesia masih menjalankan Windows XP.
Adapun menurut estimasi Microsoft, dari 26.880.336 komputer di seluruh Indonesia, ada 11.464.463 komputer yang masih menjalankan Windows XP.
"Meski penggunanya masih banyak, kita akan mengakhiri Windows XP sampai April 2014. Pengguna diharap migrasi ke Windows 7 atau Windows 8. Keduanya punya sistem keamanan yang lebih kuat," kata Lucky dilansir tekno.kompas.com.
Tak hanya di Indonesia, menurut data dari StatCounter yang dikutip Neowin, OS lawas tersebut tetap menguasai pasaran sistem operasi di delapan negara.
Kedelapan negara tersebut adalah China di mana Windows XP menguasai pangsa sistem operasi sebesar 54,79 persen, lalu Maroko (44,66 persen), Kuba (52,93 persen), Kepulauan Cook (72,14 persen), Kepulauan Norfolk (70,18 persen), Korea Utara (61,47 persen), Eritrea (58,25 persen), dan Vietnam (44,33 persen). (M2/kompas.com/Ist/MS)
Mulanya, Microsoft berencana mengakhiri dukungan terhadap Windows XP pada April 2009 lalu. Namun, karena adopsi Windows XP di dunia masih sangat tinggi, Microsoft pun memperpanjang dukungan secara global, meskipun hanya mendapat dukungan terbatas.
Peretas Menanti Kematian Windows XP
Dikutip tekno.kompas.com dari laman computerwold, menurut pakar keamanan Jason Fossen dari SANS Institute, para hacker sedang menimbun informasi celah-celah keamanan Windows XP untuk "dilepaskan" menyerang OS itu ketika tidak dilindungi lagi oleh Microsoft.
Pengguna dari kalangan konsumen maupun korporat yang masih mengandalkan Windows XP pun rentan menjadi korban pembobolan sistem. Apalagi, menurut perkiraan Computer World, sistem operasi populer tersebut bakalan masih dipakai oleh 33-34 persen komputer di seluruh dunia pada saat dukungan keamanannya dicabut oleh Microsoft tahun depan.
Setelah 8 April 2014, pengguna Windows XP punya dua pilihan untuk tetap aman: meng-upgrade ke sistem operasi yang lebih baru atau membayar sejumlah besar uang ke Microsoft untuk terus memberi update Windows XP secara eksklusif. Pilihan yang kedua ini tentu hanya mungkin diambil oleh kalangan korporat.
Di sisi lain, rupanya terdapat permintaan yang cukup tinggi atas "amunisi" untuk menyerang Windows XP di tanggal kematiannya kelak. "Harga rata-rata untuk sebuah eksploit Windows XP di pasar gelap mencapai 50.000-150.000 dollar AS (sekitar Rp 520 juta-Rp1,5 miliar)," ujar Fossen
Pengguna Dihimbau Upgrade ke Sistem Operasi Windows yang Lebih Baru
Produk Microsoft memang memiliki dua "siklus hidup". Pertama adalah mainstream support yang dalam hal ini produk bersangkutan akan memperbarui sektor sekuriti, stabilitas, patch, dan fitur baru secara gratis.
Siklus kedua adalah extended support yang dalam hal ini Microsoft hanya akan memperbarui sektor sekuriti untuk menambal celah keamanan, sementara pembaruan jenis lainnya tersedia secara berbayar.
Nah, begitu extended support untuk Windows XP berakhir, pengguna akan kehilangan semua pembaruan vital di sektor untuk menjaga keamanan sistem. Akibatnya, mereka semakin berisiko terkena serangan malware, virus, atau hacker.
Hingga Kini Microsoft XP Masih Laris di Indonesia
Business Group Lead Windows Microsoft Indonesia, Lucky Gani, mengatakan, Selasa (13/5/2013), pangsa pasar Windows XP di Indonesia masih jadi yang terbesar.
Menurut data lembaga riset StatCounter, hingga Maret 2013, 42,65 persen komputer di Indonesia masih menjalankan Windows XP.
Adapun menurut estimasi Microsoft, dari 26.880.336 komputer di seluruh Indonesia, ada 11.464.463 komputer yang masih menjalankan Windows XP.
"Meski penggunanya masih banyak, kita akan mengakhiri Windows XP sampai April 2014. Pengguna diharap migrasi ke Windows 7 atau Windows 8. Keduanya punya sistem keamanan yang lebih kuat," kata Lucky dilansir tekno.kompas.com.
Tak hanya di Indonesia, menurut data dari StatCounter yang dikutip Neowin, OS lawas tersebut tetap menguasai pasaran sistem operasi di delapan negara.
Kedelapan negara tersebut adalah China di mana Windows XP menguasai pangsa sistem operasi sebesar 54,79 persen, lalu Maroko (44,66 persen), Kuba (52,93 persen), Kepulauan Cook (72,14 persen), Kepulauan Norfolk (70,18 persen), Korea Utara (61,47 persen), Eritrea (58,25 persen), dan Vietnam (44,33 persen). (M2/kompas.com/Ist/MS)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !