Kabupaten Klaten memiliki berbagai macam kesenian tradisional yang
merupakan aset untuk mengembangkan kepariwisataan di Klaten, adapun
kesenian tradisional tersebut antara lain :
Kabupaten memiliki berbagai macam kesenian tradisional yang merupakan
aset untuk mengembangkan kepariwisataan di Klaten, adapun kesenian
tradisional tersebut antara lain :
1. Sendratari Roro Jonggrang
Mengangkat sebuah legenda terjadinya candi prambanan. Sendratri roro
jonggrang mengisahkan jalinan asmara Bandung Bondowoso dengan Dewi Roro
Jonggrang yang berakhir secara tragis. Menyadari bahwa calon suaminya
adalah pembunuh Prabu Boko, Ayah yang dicintainya. Gejolak hati untuk
membalas dendam, maka syarat pinangan bandung harus mampu mewujudkan
candi yang berjumlah seribu buah. Adalah suatu permintaan yang sulit
untuk diwujudkan dalam waktu satu malam. Dengan bala bantuan raja
tentara jin yang bernama Bondowoso diharapkan dapat mewujudkan jumlah
seribu candi sebelum fajar tiba, namun alunan gejog lesung yang
mengisyaratkan aktivitas manusia menumbuk padi pada pagi hari sebagai
tanda fajar tiba dilakukan oleh masyarakat prambanan atas perintah dewi
roro jonggrang, yang berarti bandung gagal mewujudkan impiannya.
Kekesalan dan kemarahan bandung atas kelicikan dari roro jonggrang, maka
disumpahlah dewi roro jonggrang menjadi arca untuk melengkapi jumlah
seribu candi
2. Jatilan
Jatilan adalah tari tradisional yang menggambarkan tentang keprajuritan,
pada waktu perang perangan yang dilakukan beberapa orang dengan cara
naik kuda kepang. Dalam tari Jatilan ini diperagakan dengan pakai kuda
kepang atau kuda lumping yang dikendalikan oleh seorang pawang yang
diawasi oleh Ki pentul dan Ki tembem.
Diiringi dengan gamelan yang berupa : kendang,bende dan kecer.
Dalam tari Jatilan ini dimasukan unsur magis yang melambangkan kekebalan
dari pihak pemain mengenakan topeng atau kacamata hitam.
Tari Jatilan di Kabupaten Klaten yang terkenal Tari Jatilan dari Desa
Bugisan Kecamatan Prambanan. Tari Jatilan ini dipentaskan tiap hari
jumat di panggung terbuka di Desa Bugisan Kecamatan Prambanan untuk para
turis asing maupun domestik.
3. Ketoprak
Ketoprak adalah kesenian rakyat yang berbentuk sandiwara atau drama,
ketoprak ini timbulnya pada tahun kurang lebih 1922 pada masa
Mangkunegaran. Sebagai ilustrasi diiringi Gamelan yang berupa
lesung,alu,kendang dan seruling, karena cerita atau pantun-pantunnya
merupakan sindirian kepada pemerintah atau kerajaan maka kesenian
ketoprak ini lalu dilarang.Namun karena kesenian rakyat akhirnya tetap
berkembang di daerah pedesaan atau pesisiran.Setelah sampai di
Yogyakarta ketoprak ini disempurnakan dengan iringan gamelan jawa
lengkap dan tema ceritanya mengambil babad sejarah, cerita rakyat atau
kerajaan sendiri.
Ketoprak ini dilakukan oleh beberapa orang menurut keperluan
ceritanya.Adapun ciri khas dari ketoprak ini dilakukan dengan dialog
bahasa jawa.
4. Srandul
merupakan kesenian tradisional rakyat yang menggambarkan tentang
kehidupan demang pada jaman kerajaan.
Srandul biasanya dilakukan kurang lebih 15 orang lengkap dengan
iringannya yang berupa : kendang,angklung dan terbang besar.
Dalam kesenian srandul ini dilakukan dengan dialog yang berupa parikan
atau tembang dan percakapan. Kesenian srandul ini semula timbul di dukuh
Jogodayoh Desa Gumulan .Adapun srandul ini masih berkembang dengan baik
di Prambanan dan Kemalang.
5. Sruntul
Pada waktu itu para seniman banyak yang ngamen, karena untuk mementaskan
kesenian srandul terlalu jemu sedang untuk mementaskan kesenian
ketoprak terlalu banyak peralatannbnya, sehngga timbullah perpaduan
antara sruntul dan ketoprak.
Disebut dengan sruntul karena datangnya tanpa diundang dan bersikap
sruntal sruntul.
Pada saat itu berkembang dengan pesat karena kesenian ini dianggap lebih
modern.
Ciri Khususnya :
- pemain bisa merangkap sebagai penabuh
- dengan memakai lampu penerangan oncor
- tema cerita terdiri tiga babak dan setiap babak bisa terjadi beberapa
adegan
- bentuk pakaian sangat sederhana dan pengiring gamelannya berupa :
demung,saron,gong,kempul,kenong,angklung,terbang,jedor
6. Tari Topeng
Tari topeng adalah kesenian tradisional yang para pemainnya mengenakan
topeng sesuai dengan peran atau dapukaannya.
Timbulnya kesenian ini dari Kediri Jawa Timur, tari topeng dilaksanakan
dengan percakapan atau dialog dan diiringi gamelan jawa selendro
lengkap. Adapun tema ceritanya : Cerita Panji.
Di Kabupaten Klaten untuk pertama kali dilaksanakan oleh para dalang
wayang kulit dan perkumpulan tari topeng yang terkenal bernama Magodo di
Desa Jogosetran Kecamatan Kalikotes.
Keistimewaan Tari Topeng pada saat itu :
- tidak setiap orang bisa melakukannya kecuali para dalang
- kesenian topeng ini dalam dialog dengan melepaskan topeng dari
gigitan, akan tetapi tetap dipegang untuk menutupi mukanya
- tarian ini khusus dipentaskan pada waktu siang hari dan tidak
dilaksankan pada malam hari
Namun demikian pada saat sekarang tari topeng tersebut sudah dpat
dilaksnakan oleh para remaja.
7. Wayang Babad
Wayang babad adalah suatu bentuk kesenian rakyat berupa wayang kulit
yang ceritanya diambil dari cerita babad atau ketoprak. Wayang babad ini
bisa dipentaskan siang hari maupun malam hari dengan diiringin gamelan
lengkap slendro dan pelog.
Kesenian ini dimainkan oleh seorang dalang, adapun cerita wayang babad
ini bertemakan cerita-cerita yang mirip dengan ketoprak.
Keistimewaannnyaadalah bentuk dari wayang tidak seperti wayang
purwa,melainkan seperti bentuk ketoprak.
Lama pementasan menurut kebutuhannya, adapun timbulnya wayang babad ini
setelah kemerdekaan dalam rangka penerangan kepada masyarakat sampai
sekarangh klesebian ini masih terpelihara dengan baik di desa ceporan
kecamatan gantiwarno.
8. Wayang Klitik
merupakan bentuk kesenian wayang yang dibuat dari kayu. Ceritanya
bertemakan cerita Panji atau cerita Majapahit, dilaksnakan oleh seorang
dalang yang diiringin gamelan jawa yang berupa :
kendang,saron,wilahan,ketuk,kenong,kem[pul,gong dan suwukan.
Ciri Khas : dalang kalau memerannkan adegan perang dengan
tarikan,sulukan dengan tembang mocopat.
Adapun dialog perakapan seprti wayang purwa.Timbulnya kesenian ini sejak
kerajaan Singosari, dan sampai sekarang masih terpelihar dengan baik di
Kecamatan Gantiwarno.
9. Wayang Sadat
Wayang sadat adalah suatu bentuk kesenian rakyat yang berupa watyang
kulit, namun cerita wayang sadat ini bertemakan cerita cerita sejarah
Islam dan ceritanya diambil dari cerita akhir kerajaan Majapahit sampai
awal kerajaan Mataram.
Wayang sadat ini dapat dipentaskan siang hari amaupun malam hari,
kesenian ini dimainkan oleh seorang dalang dengan diiringi gamelan
lengkap slendor dan pelog.
Keistimewaan :
- teknik pakeliran bersifat kontemporer menurut jalan ceritanya
- Jajar pertama tidak harus atau mesti kraton
- Untuk kayon atau gunungan sebelah kanan gunungan didampingi pohon
beringin dan gunungan sebelah kirinya didampingi pohon kelapa
- Warna kelir kuning, bingkai hijau dengan ukuran kurang lebih 3,5 meter
lebar 2 meter
Lama pementasan menurut kebutuhan, dialog percakapan dengan bahasa jawa.
Timbulnya kesenian ini sejak tahun 1970, sampai sekarang kesenian ini
terpelihara dengan baik di Desa Mireng Kecamatan Trucuk.
10. Kesenian Paguyuban Musik Bambu Pring Sedapur
Kesenian ini lahir di dukuh purwaddadi, desa bugisan kecamatan
prambanan. Kesenian ini diciptakan oleh seorang tokoh seni bernama
Suparman Hadi, seni ni berawal dari guyubnya kekeluargaan dan kebiasaan
ronda malam yang menggunakan peralatan dari bambu (tek-tek untuk
berkeliling kampung menjaga kemanan desa).
Mengambiol nama prin Sedapur dengan maksud bahwa perkumpulan ini sangat
erat seperti serumpun bambu yang sulit untuk dipisahkan satu persatu.
Drai musik ini telah berkembang menjadi campur sari namun tetap tidak
menghjilangkan peralatan dari bambu.
11. Kesenian Gejog Lesung
Kesenian gejog lesung lahir di dukuh soran desa Duwet Kecamatan Ngawen
jarak dari kota Klaten kurang lebih 4km arah utara Klaten.
Kesenian ini musik tradisional kuno yang saat ini hampir punah dan
mempunyai nilai seni yang tinggi khususnya bagi para petani yang sedang
mengungkapkan rasa kegembiraannnya setelah musim panen padi tiba,
masyarakat berkumpul bersama, bersuka ria sambil menumbuk padi di lesung
dengan antan dan mengalunkan lagu lagu untuk melepas lelah dan dahaga.
Kesenian ini mengandung unsur penyampian informasi kepada masyarakat
sekitar bahwa pada saat tersebut ada orang punya hajat atau supitan dll,
dan juga kalau ada gerhana bulan.