Headlines News :

Kesenian Tradisional Khas Klaten

Written By nursetya on Senin, 30 September 2013 | 11:08:00 AM

Kabupaten Klaten memiliki berbagai macam kesenian tradisional yang merupakan aset untuk mengembangkan kepariwisataan di Klaten, adapun kesenian tradisional tersebut antara lain : Kabupaten memiliki berbagai macam kesenian tradisional yang merupakan aset untuk mengembangkan kepariwisataan di Klaten, adapun kesenian tradisional tersebut antara lain : 
1. Sendratari Roro Jonggrang Mengangkat sebuah legenda terjadinya candi prambanan. Sendratri roro jonggrang mengisahkan jalinan asmara Bandung Bondowoso dengan Dewi Roro Jonggrang yang berakhir secara tragis. Menyadari bahwa calon suaminya adalah pembunuh Prabu Boko, Ayah yang dicintainya. Gejolak hati untuk membalas dendam, maka syarat pinangan bandung harus mampu mewujudkan candi yang berjumlah seribu buah. Adalah suatu permintaan yang sulit untuk diwujudkan dalam waktu satu malam. Dengan bala bantuan raja tentara jin yang bernama Bondowoso diharapkan dapat mewujudkan jumlah seribu candi sebelum fajar tiba, namun alunan gejog lesung yang mengisyaratkan aktivitas manusia menumbuk padi pada pagi hari sebagai tanda fajar tiba dilakukan oleh masyarakat prambanan atas perintah dewi roro jonggrang, yang berarti bandung gagal mewujudkan impiannya. Kekesalan dan kemarahan bandung atas kelicikan dari roro jonggrang, maka disumpahlah dewi roro jonggrang menjadi arca untuk melengkapi jumlah seribu candi 
 2. Jatilan Jatilan adalah tari tradisional yang menggambarkan tentang keprajuritan, pada waktu perang perangan yang dilakukan beberapa orang dengan cara naik kuda kepang. Dalam tari Jatilan ini diperagakan dengan pakai kuda kepang atau kuda lumping yang dikendalikan oleh seorang pawang yang diawasi oleh Ki pentul dan Ki tembem. Diiringi dengan gamelan yang berupa : kendang,bende dan kecer. Dalam tari Jatilan ini dimasukan unsur magis yang melambangkan kekebalan dari pihak pemain mengenakan topeng atau kacamata hitam. Tari Jatilan di Kabupaten Klaten yang terkenal Tari Jatilan dari Desa Bugisan Kecamatan Prambanan. Tari Jatilan ini dipentaskan tiap hari jumat di panggung terbuka di Desa Bugisan Kecamatan Prambanan untuk para turis asing maupun domestik. 
3. Ketoprak Ketoprak adalah kesenian rakyat yang berbentuk sandiwara atau drama, ketoprak ini timbulnya pada tahun kurang lebih 1922 pada masa Mangkunegaran. Sebagai ilustrasi diiringi Gamelan yang berupa lesung,alu,kendang dan seruling, karena cerita atau pantun-pantunnya merupakan sindirian kepada pemerintah atau kerajaan maka kesenian ketoprak ini lalu dilarang.Namun karena kesenian rakyat akhirnya tetap berkembang di daerah pedesaan atau pesisiran.Setelah sampai di Yogyakarta ketoprak ini disempurnakan dengan iringan gamelan jawa lengkap dan tema ceritanya mengambil babad sejarah, cerita rakyat atau kerajaan sendiri. Ketoprak ini dilakukan oleh beberapa orang menurut keperluan ceritanya.Adapun ciri khas dari ketoprak ini dilakukan dengan dialog bahasa jawa.
 4. Srandul merupakan kesenian tradisional rakyat yang menggambarkan tentang kehidupan demang pada jaman kerajaan. Srandul biasanya dilakukan kurang lebih 15 orang lengkap dengan iringannya yang berupa : kendang,angklung dan terbang besar. Dalam kesenian srandul ini dilakukan dengan dialog yang berupa parikan atau tembang dan percakapan. Kesenian srandul ini semula timbul di dukuh Jogodayoh Desa Gumulan .Adapun srandul ini masih berkembang dengan baik di Prambanan dan Kemalang. 
5. Sruntul Pada waktu itu para seniman banyak yang ngamen, karena untuk mementaskan kesenian srandul terlalu jemu sedang untuk mementaskan kesenian ketoprak terlalu banyak peralatannbnya, sehngga timbullah perpaduan antara sruntul dan ketoprak. Disebut dengan sruntul karena datangnya tanpa diundang dan bersikap sruntal sruntul. Pada saat itu berkembang dengan pesat karena kesenian ini dianggap lebih modern. Ciri Khususnya : - pemain bisa merangkap sebagai penabuh - dengan memakai lampu penerangan oncor - tema cerita terdiri tiga babak dan setiap babak bisa terjadi beberapa adegan - bentuk pakaian sangat sederhana dan pengiring gamelannya berupa : 
demung,saron,gong,kempul,kenong,angklung,terbang,jedor 
6. Tari Topeng Tari topeng adalah kesenian tradisional yang para pemainnya mengenakan topeng sesuai dengan peran atau dapukaannya. Timbulnya kesenian ini dari Kediri Jawa Timur, tari topeng dilaksanakan dengan percakapan atau dialog dan diiringi gamelan jawa selendro lengkap. Adapun tema ceritanya : Cerita Panji. Di Kabupaten Klaten untuk pertama kali dilaksanakan oleh para dalang wayang kulit dan perkumpulan tari topeng yang terkenal bernama Magodo di Desa Jogosetran Kecamatan Kalikotes. Keistimewaan Tari Topeng pada saat itu : - tidak setiap orang bisa melakukannya kecuali para dalang - kesenian topeng ini dalam dialog dengan melepaskan topeng dari gigitan, akan tetapi tetap dipegang untuk menutupi mukanya - tarian ini khusus dipentaskan pada waktu siang hari dan tidak dilaksankan pada malam hari Namun demikian pada saat sekarang tari topeng tersebut sudah dpat dilaksnakan oleh para remaja. 
 7. Wayang Babad Wayang babad adalah suatu bentuk kesenian rakyat berupa wayang kulit yang ceritanya diambil dari cerita babad atau ketoprak. Wayang babad ini bisa dipentaskan siang hari maupun malam hari dengan diiringin gamelan lengkap slendro dan pelog. Kesenian ini dimainkan oleh seorang dalang, adapun cerita wayang babad ini bertemakan cerita-cerita yang mirip dengan ketoprak. Keistimewaannnyaadalah bentuk dari wayang tidak seperti wayang purwa,melainkan seperti bentuk ketoprak. Lama pementasan menurut kebutuhannya, adapun timbulnya wayang babad ini setelah kemerdekaan dalam rangka penerangan kepada masyarakat sampai sekarangh klesebian ini masih terpelihara dengan baik di desa ceporan kecamatan gantiwarno. 
 8. Wayang Klitik merupakan bentuk kesenian wayang yang dibuat dari kayu. Ceritanya bertemakan cerita Panji atau cerita Majapahit, dilaksnakan oleh seorang dalang yang diiringin gamelan jawa yang berupa : kendang,saron,wilahan,ketuk,kenong,kem[pul,gong dan suwukan. Ciri Khas : dalang kalau memerannkan adegan perang dengan tarikan,sulukan dengan tembang mocopat. Adapun dialog perakapan seprti wayang purwa.Timbulnya kesenian ini sejak kerajaan Singosari, dan sampai sekarang masih terpelihar dengan baik di Kecamatan Gantiwarno. 
 9. Wayang Sadat Wayang sadat adalah suatu bentuk kesenian rakyat yang berupa watyang kulit, namun cerita wayang sadat ini bertemakan cerita cerita sejarah Islam dan ceritanya diambil dari cerita akhir kerajaan Majapahit sampai awal kerajaan Mataram. Wayang sadat ini dapat dipentaskan siang hari amaupun malam hari, kesenian ini dimainkan oleh seorang dalang dengan diiringi gamelan lengkap slendor dan pelog. Keistimewaan : - teknik pakeliran bersifat kontemporer menurut jalan ceritanya - Jajar pertama tidak harus atau mesti kraton - Untuk kayon atau gunungan sebelah kanan gunungan didampingi pohon beringin dan gunungan sebelah kirinya didampingi pohon kelapa - Warna kelir kuning, bingkai hijau dengan ukuran kurang lebih 3,5 meter lebar 2 meter Lama pementasan menurut kebutuhan, dialog percakapan dengan bahasa jawa. Timbulnya kesenian ini sejak tahun 1970, sampai sekarang kesenian ini terpelihara dengan baik di Desa Mireng Kecamatan Trucuk. 
 10. Kesenian Paguyuban Musik Bambu Pring Sedapur Kesenian ini lahir di dukuh purwaddadi, desa bugisan kecamatan prambanan. Kesenian ini diciptakan oleh seorang tokoh seni bernama Suparman Hadi, seni ni berawal dari guyubnya kekeluargaan dan kebiasaan ronda malam yang menggunakan peralatan dari bambu (tek-tek untuk berkeliling kampung menjaga kemanan desa). Mengambiol nama prin Sedapur dengan maksud bahwa perkumpulan ini sangat erat seperti serumpun bambu yang sulit untuk dipisahkan satu persatu. Drai musik ini telah berkembang menjadi campur sari namun tetap tidak menghjilangkan peralatan dari bambu. 
11. Kesenian Gejog Lesung Kesenian gejog lesung lahir di dukuh soran desa Duwet Kecamatan Ngawen jarak dari kota Klaten kurang lebih 4km arah utara Klaten. Kesenian ini musik tradisional kuno yang saat ini hampir punah dan mempunyai nilai seni yang tinggi khususnya bagi para petani yang sedang mengungkapkan rasa kegembiraannnya setelah musim panen padi tiba, masyarakat berkumpul bersama, bersuka ria sambil menumbuk padi di lesung dengan antan dan mengalunkan lagu lagu untuk melepas lelah dan dahaga. Kesenian ini mengandung unsur penyampian informasi kepada masyarakat sekitar bahwa pada saat tersebut ada orang punya hajat atau supitan dll, dan juga kalau ada gerhana bulan.

Lurik Pedan

Kain lurik dengan motif garis-garis vertikal memanjang merupakan salah satu nama besar yang lahir dari salah satu kecamatan di sudut Kabupaten Klaten yang bernama Pedan. Dulu menurut cerita, lurik menjadi salah satu primadona. Industri Lurik Pedan pernah sangat berjaya kala itu, sekitar tahun 1950an hingga akhirnya sekarat karena serbuan kain-kain dengan warna memikat serta murah.
Setelah beberapa masa terpuruk, kini lurik mulai menggeliat. Program Lurikisasi yang diusung Pemkab Klaten dengan mengeluarkan kebijakan agar karyawan Pemkab Klaten mengenakan lurik Pedan sebagai seragam pada hari Kamis tentu saja bukan hanya bisa mengangkat kembali nama lurik, tapi juga potensi ekonomi lokal. Salah satu kebijakan diambil dengan cukup jeli. SALUT!
Kain Lurik Pedan dibuat dengan menggunakan bahan benang katun yang ditenun dengan alat tenun tradisional (ATBM). Sedangkan untuk proses pewarnaan dimulai dari benangnya, sehingga setelah benang ditenun sempurna maka warna kain depan dan belakang adalah sama. Corak-corak dari lurik sendiri cenderung vertikal memanjang. Namun corak tersebut tidak hanya monoton begitu saja. Akhir-akhir ini banyak desain-desain menarik yang coba dikembangkan oleh para pengrajin dengan desain motif yang tidak selalu berbentuk vertikal lurus dan memanjang namun ada aplikasi-aplikasi lain yang membuat kain lurik ini kian menarik.
Salah satu pengembangan dari kain lurik adalah menambahkan batik di atas kain lurik tersebut, sehingga terciptalah Lurik Batik yang unik sekaligus memikat.
Melihat bagaimana Pemkab Klaten untuk kembali mengangkat nama lurik ke pasaran, tentu saja upaya ini perlu didukung oleh semua pihak, terutama warga Klaten sendiri.
Ya, tentu saja saya berharap lurik ini kembali menemukan masa-masa jayanya kembali. Semoga!

Belajar adalah Ibadah

Written By nursetya on Sabtu, 28 September 2013 | 8:55:00 AM

Belajar dan ibadah merupakan hal penting yang menjadi bekal utama bagi kehidupan dunia dan akhirat. Dengan belajar, manusia mendapatkan ilmu pengetahuan yang diperlukan dalam hidup. Terutama di zaman globalisasi sekarang ini. Ilmu pengetahuan bergerak sangat cepat. Kalau kita tidak mengikutinya maka keberadaan kita akan tetinggal.
Tanpa beribadah, tidak mungkin sesorang dapat mendekatkan dirinya dengan Allah. Orang yang tidak beribadah tidak mungkin meraih karunia Allah. Sedemikian banyak manfaat yang diraih dengan ibadah, terutama bagi kesehatan mental dan juga terutama jiwa. Oleh sebab itu, belajar harus disandarkan ibadah kepada Allah Subhânahû wa Ta`âlâ.
Islam berdasarkan ajarannya pada wahyu dan akal, tentu tidak bisa dipisahkan dengan ilmu pengetahuan. Sesorang menurut Islam mendapatkan dua amanat, yakni amanat ubudiyah dan khilâfah. Kedua amanat tersebut tentu tidak mungkin terlaksana tanpa ada ilmu. Maka, mengemban amanat itu harus dibarengi dengan ilmu.
 
Awal kerasulan Rasulullah Shalla-l-llâhu `alayhi wa sallama (SAW), dimulai dengan perintah membaca dan menyebut nama Tuhan yang menciptakan.
 
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ اْلـَّذِيْ خَلَقَ

Artinya:
Bacalah (wahai Muhammad), dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan... (Al-`Alaq: 1)

Ilmu pengetahuan tidak datang begitu saja, tanpa digali, dicari, dan dipelajari, karena tak seorang pun terlahir dalam keadaan berilmu. Sebagaimana sebuah sya`ir yang saya tuliskan di atas.
Ibnu Ruslan, dalam kitab Zubayd mengatakan lewat sya'ir bahwa, seseorang yang melakukan sesuatu amal tanpa ilmunya, maka itu adalah sia-sia belaka.
Pernah terjadi pada masa Rasulullah, saat Rasul hendak masuk ke dalam masjid, Nabi melihat iblis berada di luar pintu majid, sementara di dalam masjid ada seseorang yang sedang beribadah dan seorang lagi sedang tidur di dekat pintu. Pendek cerita, iblis takut kepada orang yang sedang tidur ketimbang orang yang sedang shalat. Rasul bertanya atas tindakan iblis tersebut, dan iblis pun menjawab: "sebab orang yang sedang shalat itu bodoh, mengganggu dan merusakkan ibadah yang dilakukannya pun sangat mudah. Adapun orang yang sedang tidur terlelap adalah orang alim. Jadi saya takut masuk ke dalam masjid, karena kalau saa sudah berhasil menggangu orang yang shalat itu, pasti orang alim itu aakan mampu mengusir saya dengan doa yang dibacanya sebelum tidur." Nabi pun mengangguk-anggukan kepala mendengar keterangan iblis itu. Beliau makin sadar bahwa ilmu merupakan senjata dan modal bagi manusia untuk mencapai kesejahteraan dan kesalamatan dunia dan akhirat (dikutip dari 30 Kisah Teladan, Halaman 41-44).
Belajar aau melakukan kegiatan belajar identik dengan membaca. Tanpa membaca, mustahil ilmu dapat diterima dengan baik. Banyak membaca, membawa kita ke arah bepikir yang objektif dan relistis serta mengetahi apa yang terjadi dalam diri kita sendiri.
Sebagai makhluk ciptaan Tuhan Semesta Alam, kita diwajibkan menuntut ilmu dan harus dapat mengimplementasikannya bahwa belajar merupakan rangkaian ibadah kepada Dzat Pencipta, Allah Subhanahu wa ta`ala.
Dengan demikian, terbentuklah sumber daya manusia yang berkepribadian dan bermutu. Berbeicara soal sumber daya manusia, Profesor Dr. Didi Atmadilaga mengatakan bahwa manusia yang bermutu adalah manusia yang sadar akan eksistensinya sebagai makhluk sosial, serta beriman dan bertakwa kepada Tuah Yang Maha Esa, sebagai insan berbudaya yang peduli terhadap nilai-nilai etika, estetika, moral, dan prikehidupan. Sebagai makhluk berakalbudi yang sadar akan pentingnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang diridhai oleh Sang Pemberi Ilmu.

Makna Kekinian Nasionalisme Indonesia

Nasionalisme Indonesia merupakan nasionalisme yang sepenuhnya mendasarkan diri pada nilai kemanusia

Dalam persfektif sosiologis Indonesia, memisahkan esensi dan hakikat nasionalisme (kebangsaan) Indonesia dari watak dan karakternya yang bersifat anti-penjajahan (kolonialisme), anti-imperialisme, dan anti-kapitalisme merupakan bentuk pengingkaran atau wujud penolakan terhadap nilai dan hakikat kemanusiaan bangsa Indonesia itu sendiri.
 
Nilai dan hakikat kemanusiaan (atau perikemanusiaan) adalah akar filosofis yang mengilhami tesis pemikiran nasionalisme Indonesia, sekaligus landasan fundamental berdirinya bangunan kebangsaan Indonesia.
Nasionalisme Indonesia merupakan nasionalisme yang sepenuhnya mendasarkan diri pada nilai-nilai kemanusiaan (perikemanusiaan) yang hakiki dan bersifat asasi. Bertujuan mengangkat harkat dan martabat kemanusiaan setiap bangsa, untuk hidup bersama secara adil dan damai tanpa diskriminasi apa pun dalam hubungan-hubungan sosialnya.
Inilah yang membedakan pemikiran nasionalisme Indonesia bukan sebagai bentuk duplikasi paham nasionalisme bangsa lain. Pengertian nasionalisme itu sendiri secara harfiah memiliki pengertian sifatnya universal bagi semua bangsa.
Diktum pemikiran ini tentu bukan karena manifestasi sikap ultra-nasionalistis atau semacam pembengkakan ego-nasionalisme yang kelewat besar belaka, melainkan inilah kenyataan sejarah pertumbuhan dan perkembangan pemikiran nasionalisme Indonesia dalam proses pembentukannya di masa lampau.
Persoalan menarik yang mengemuka dalam konteks ini adalah, sejauh mana komitmen kita sebagai generasi penerus bangsa dalam memelihara dan menjaga kemurnian esensi dan hakikat pemikiran nasionalisme Indonesia, serta dalam memaknainya pada konteks kekinian zaman.
Esensi Nasionalisme Indonesia
Sejak lahirnya, nasionalisme Indonesia sudah menyatakan diri secara tegas sebagai anti-penjajahan (kolonialisme), anti-imperialisme, dan anti-kapitalisme. Penegasan ini berangkat secara mendasar dari pengalaman objektif bangsa Indonesia sebagai bangsa yang pernah terjajah dan dijajah selama lebih kurang tiga setengah abad.
Pengalaman objektif sejarah bangsa di masa lampau merupakan pengalaman pahit sejarah kemanusiaan, ditandai dengan berlakunya sistem kehidupan yang bersifat anti-sosial dalam hubungan sosial masyarakat bangsa di bawah alam penguasaan kolonialisme-imperialisme.
Sistem kehidupan yang anti-sosial tersebut bersifat menindas dan secara sistematis memperkosa nilai kemanusiaan dan martabat bangsa dalam segenap aspek kehidupan. Sistem ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari ciri kehidupan kapitalistik kaum penjajah, yang diterapkan terhadap kehidupan sosial masyarakat bangsa Indonesia ketika itu.
Kehadiran kolonial di Tanah Air yang semula bermotif perdagangan, perlahan meningkat ke arah monopoli hingga puncaknya yakni pemberlakuan cultuurstelsel. Berbarengan dengan itu, dilakukanlah perekayasaan sosial (supra maupun infra-struktur) masyarakat bangsa.
Penaklukan demi penaklukan, penindasan demi penindasan, berikut politik adu domba devide et impera dilakukan secara sistematis, untuk menguasai serta menguras sebanyak-banyaknya potensi sumber daya alam negeri ini. Inilah fakta sejarah yang dialami bangsa kita di masa lampau.
Berangkat dari fakta sejarah tersebut, para intelektual pendahulu kita selanjutnya menggali serta mengartikulasikannya dalam suatu rumusan sistematis saat menyusun dan membangun gerakan perlawanan modern terhadap penguasaan kolonial. Lahirlah pemikiran nasionalisme Indonesia sebagai wujud manifestasi penolakan terhadap sistem kehidupan kapitalis kaum penjajah. Singkatnya, semangat nasionalisme yang anti-kolonialisme, anti-imperialisme, dan anti-kapitalisme.
The founding fathers terdahulu menyadari sepenuhnya, bahwa pemikiran nasionalisme Indonesia bukan paham yang anti-bangsa, ras, atau negara tertentu. Namun, pemikiran yang secara objektif melihat sistem kehidupan yang menindas pada zaman tersebut.
Itu sebabnya, Bung Karno sebagai salah satu aktor intelektual bangsa terdahulu, bukan saja melihat ancaman kapitalisme semata-mata dari bangsa asing (Barat), melainkan juga ancaman kapitalisme bangsa sendiri. Menurut Bung Karno, kapitalisme bukanlah identifikasi suatu bangsa tertentu, melainkan suatu paham atau sistem pergaulan hidup yang timbul dari cara produksi yang memisahkan kaum buruh dari alat-alat produksi.
 
Nasionalisme di Era Globalisasi
Sebagai generasi penerus bangsa, dewasa ini kita dihadapkan pada dua sisi tantangan; menjaga kemurnian esensi serta hakikat nasionalisme Indonesia (yang berarti juga menjaga kemurnian nilai-nilai kemanusiaan) serta berupaya secara aktif mengantisipasi perkembangan situasi zaman khususnya, arus globalisasi yang sedemikian hebat pengaruh dan implikasinya.
Dari dua sisi tantangan inilah kita dapat menempatkan posisi dan peran strategis yang bagaimana mesti kita selenggarakan/jalankan.
Menjaga kemurnian esensi nilai-nilai kebangsaan selain merupakan keharusan komitmen sejarah, juga merupakan manifestasi perjuangan tuntutan budi-nurani kemanusiaan kita sebagai bangsa atau tuntutan manusia Indonesia. Oleh sebab itu, esensi dan hakikat nasionalisme Indonesia yang dahulu telah diartikulasikan para pendahulu kita, wajib untuk kita lanjutkan serta wariskan pada generasi berikutnya.
Perjuangan melawan kolonialisme, imperialisme, dan kapitalisme merupakan perjuangan yang masih tetap relevan selama ketidakadilan dan penindasan nilai-nilai kemanusiaan masih terjadi di belahan dunia mana pun.
Perkembangan atau perubahan zaman bukan berarti berubahnya esensi dan hakikat perjuangan kebangsaan. Perubahan yang mungkin terjadi semata-mata hanya menyangkut bentuk atau format perjuangan. Jika di masa lampau, perjuangan the founding father terdahulu dalam bentuk fisik (revolusi kemerdekaan) yang dengan sendirinya mengharuskan perjuangan bersenjata, dewasa ini perjuangan tersebut terselenggara dalam bentuk atau format non-fisik.
Mencermati esensi perkembangan zaman globalisasi dewasa ini, sudah seharusnya kita menaruh kewaspadaan terhadap gelagat perkembangan globalisasi tersebut. Kewaspadaan yang didasarkan sepenuhnya terhadap upaya kita menjaga dan memelihara esensi perjuangan kebangsaan kita sendiri.
Hal ini menjadi cukup penting mengingat di balik perkembangan global yang terjadi dewasa ini, sesungguhnya tidak bergeser dari watak dasar kolonialisme-imperialisme-kapitalisme tua yang sifatnya mengeksploitasi, menjajah, dan menindas. Namun, dalam metode dan modus yang dikemas baru.
Atas nama globalisasi, jaringan kapitalisme dunia dengan metode manajemen multinational corporation disusun secara apik guna menjarah sebesar-besarnya sumber daya alam negara-negara berkembang/terbelakang.
Melalui pendekatan pilihan penyebaran jaringan industrinya pada kawasan-kawasan wilayah tertentu secara parsial, dominasi keunggulan teknologi (hi-tech) akan tetap berada di pihak negara induk MNC tersebut. Alih teknologi yang sesungguhnya hanya menjadi sebuah mimpi bagi dunia ketiga.
Negara dunia ketiga ditindas atau diperkosa hak-hak kemanusiannya dalam wujud western-dream, konsumerisme, struktur uang luar negeri yang semakin membengkak dan sebagainya. Inilah imperialisme-kapitalisme gaya baru yang tersembunyi secara massif dalam mainstream arus globalisasi tersebut.
Mengingat bentuk “penjajahan” tersebut telah bermetamorfosa dari bentuknya yang dulu, dalam konteks Indonesia khususnya, perlawanan yang harus disusun tentulah dalam bentuk baru juga.
Misalnya di bidang ekonomi, manifestasi perjuangan kebangsaan kita sebaiknya diarahkan secara mendasar ke arah upaya memaksimalkan basis perekonomian rakyat yang lebih berdikari. Menguatnya basis perekonomian rakyat yang mencerminkan kekuatan sendiri, pada akhirnya akan memperkuat struktur perekonomian bangsa secara menyeluruh. Rakyat bukan lagi sebagai abdi kepentingan ekonomi asing.
Memaksimalkan basis perekonomian rakyat, sebuah upaya yang harus benar-benar dilandasi political-will yang mendasar, konsisten dan bukan sekedar “politik etis”, sebagaimana yang selama ini terjadi. Satu-satunya upaya kearah itu, yang diamanatkan UUD 1945, adalah kehidupan perkoperasian sebagai tulang punggung kehidupan ekonomi bangsa.
Nasionalisme dalam era global pada hakikatnya menuntut kita untuk menyusun bentuk-bentuk baru modus perjuangan kebangsaan, perjuangan kemanusiaan.
Globalisasi bukanlah sebuah paradigma yang seakan-akan mengharuskan kita meninjau kembali, atau mendefenisikan ulang pemahaman esensi serta hakikat nasionalisme Indonesia sesuai parameter dan ukurannya. Sayangnya, banyak kalangan yang justru berfikir demikian. Akhirnya lahirlah gagasan gila “nasionalisme-baru” yang tidak lagi anti penjajahan (kolonialisme) atau anti-imperialisme dan anti-kapitalisme.
*Penulis adalah Sekjen Presidium Nasional Ikatan Alumni GMNI.

Setelah Dibeli Microsoft, Tidak Ada Lagi Ponsel Merek “Nokia”

Written By nursetya on Minggu, 15 September 2013 | 10:05:00 PM

Selasa (3/9/2013) kemarin, muncul kabar mengejutkan bahwa unit bisnis perangkat dan layanan Nokia akan dibeli Microsoft. Total dana yang dikeluarkan bisa mencapai 7,2 miliar dollar AS.
Transaksi yang diperkirakan bakal rampung pada kuartal pertama 2014 tersebut membawa dampak besar bagi bisnis ponsel Nokia, termasuk dalam kepemilikan brand “Lumia” dan “Asha”.
The Verge melaporkan bahwa dua merek dagang tersebut turut diikutkan dalam akuisisi oleh Microsoft. Artinya, tak akan ada lagi ponsel Lumia dan Asha dari Nokia karena kedua nama yang identik dengan produk-produk Nokia tersebut kini telah beralih pemilik.
Nantinya, ponsel Lumia dan Asha akan mengusung brand Microsoft. Ponsel-ponsel Lumia dan Asha yang beredar saat ini bakal jadi produk terakhir yang mengusung nama “Nokia”.
Menariknya, nama Nokia sendiri tetap menjadi hak milik produsen asal Finlandia itu, alias tak ikut dibeli oleh Microsoft. Nokia hanya boleh dipakai sebagai merek feature phone selama 10 tahun ke depan, sesuai dengan perjanjian antarkedua perusahaan.
Hal itu berarti, Nokia sebagai merek smartphone tak akan ada lagi. Kemungkinan semua smartphone Microsoft akan mengusung nama Lumia atau Asha atau nama baru.
Akhir dari Nokia
Begitu pembelian rampung pada tahun depan, Nokia pun akan resmi undur diri dari dunia ponsel, menandai akhir dari kiprah perusahaan tersebut selama 16 tahun di industri ini.
Nokia pernah menjadi produsen ponsel terbesar selama 14 tahun sebelum kalah bersaing melawan kubu Android dan Apple yang dengan cepat menggerus pangsa pasarnya.
Seperti dikutip dari Hardware Zone, perusahaan kenamaan itu akan terus eksis karena Microsoft tak membeli keseluruhan bisnis Nokia.
Seperti diberitakan Kompas, ada tiga area utama yang masih dimiliki oleh Nokia dan akan menjadi fokusnya di masa depan, yaitu NSN (infrastruktur Jaringan), HERE (teknologi pemetaan), dan Advanced Technologies (lisensi dan pengembangan).
English French Spain Italian Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Mutiara Hikmah
"Siapa yang menginginkan dunia harus dengan ilmu, siapa yang menginginkan akhirat harus dengan ilmu, dan siapa yang menghendaki keduanya harus dengan ilmu."
(Rasulullah SAW)

 
Support : Sinau Teika
Copyright © 2013. SMP N 3 KLATEN Sekolah Standart Nasional - All Rights Reserved
Template Created by Nursetya.Smart Published by Mr.Smart SMPN3KLATEN
Proudly powered by Blogger